Blogroll

Friday, November 25, 2011

Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat dan Organisasi

Paper 5
Tugas Ilmu Sosial



Nama : Mochammad Lutfi Saepudin
Npm : 24111544
Kelas : 1KB01

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2011

Jaringan Komunikasi dalam Masyarakat dan Organisasi


Pengertian Komunikasi Organisasi
 Organisasi adalah suatu kumpulan atau sistem individual yang berhierarki secara jenjang dan memiliki sistem pembagian tugas untuk mencapai tujuan tertentu
 DeVito (1997:337), menjelaskan organisasi sebagai suatu kelompok individu yang diorganisasi untuk mencapai tujuan tertentu

Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
a. Fungsi informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem proses informasi. Maksudnya,seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik,dan lebih tepat.
b. Fungsi regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
 Ada dua hal yang berpengaru terhadap fungsi regulatif
Pertama, atasan atau orang yang berada dalam tataran managemen, yaitu mereka memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Kedua, berkaitan dengan pesan atau message,pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
c. fungsi persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan lebih suka memersuasi bawahanya dari pada memberi perintah
d. Fungsi integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan baik.

JARINGAN KOMUNIKASI
Jaringan : Saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain.
STRUKTUR JARINGAN KOMUNIKASI
a. Model Rantai
Metode jaringan komunikasi di sini terdapat lima tingkatan dalam jenjang hirarkisnya dan hanya dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward), yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung (komando) baik ke atas atau ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan.
b. Model Roda
Sistem jaringan komunikasi di sini, semua laporan, instruksi perintah kerja dan kepengawasan terpusat satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih, dan antara bawahan tidak terjadi interaksi (komunikasi sesamanya).
c. Model Lingkaran
Model jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota/staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi, dan hanya terbatas pada setiap level.
d. Model Saluran Bebas/Semua Saluran
Model jaringan komunikasi sistem ini, adalah pengembangan model lingkaran, di mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.
e. Model Huruf ‘Y’
Model jaringan komunikasi dalam organisasi di sini, tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat level jenjang hirarkinya, satu supervisor mempunyai dua bawahan dan dua atasan mungkin yang berbeda divisi/departemen.

ARUS KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
a. Komunikasi ke atas
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Misal : dari ketua himpunan ke ketua bidang, atau dari ketua panitia ke para pelaksana.
Komunikasi ini sangat penting untuk mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi. Muncul manajemen umpan balik yang dapat menumbuhkan semangat kerja bagi anggota organisasi. Adanya perasaan memiliki dan merasa sebagai bagian dari organisasi dari bawahannya.

Masalah yang timbul dalam komunikasi ke atas :
1. Karena pesan yang mengalir ke atas sering merupakan pesan yang harus didengar oleh hirarki yang lebih tinggi/atasan, para pekerja seringkali enggan menyampaikan pesan yang negatif.
2. Seringkali pesan yang disampaikan ketas, terutama yang menyangkut ketidakpuasan bawahan, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen.
3. Kadang-kadang pesan tidak sampai. Karena disaring oleh penjaga gerbang arus pesan. Atau bisa terjadi lebih baik bertanya pada rekan kerja atau sesama mahasiswa.
4. Arus ke bawah terlalu besar sehingga tidak ada celah untuk menerima pesan dari bawah.
5. Hambatan fisik. Biasanya secara fisik pimpinan dengan bawahan berjauhan.

b. Komunikasi ke bawah
Merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Contoh, pesan dari direktur pada sekretaris, dari ketua senat pada bawahannya, dll.

Masalah yang timbul
Manajemen dan bawahan seringkali berbicara dengan bahasa yang berbeda.


c. Komunikasi Lateral
Merupakan arus pesan antar sesama – ketua bidang ke ketua bidang, anggota ke anggota. Pesan semacam ini bergerak di bagian bidang yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar bagian.

Masalah yang timbul
1. Bahasa yang khusus dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi
2. Merasa bidangnya adalah yang paling penting dalam organisasi

d. Kabar Burung
Jika tiga jenis komunikasi di atas mengikuti pola struktur formal di dalam organisasi, maka yang tergolong kabar burung tidak mengikuti garis formal semacam itu. Sulit melacak sumber asli penyampai pesan.
Kabar burung seringkali dipergunakan apabila:
1. Ada perubahan besar dalam organisasi
2. Informasinya baru
3. Komunikasi tatap muka secara fisik mudah dilakukan
4. Anggotanya terkelompokan pada bidang-bidang tertentu.

d. Kepadatan Informasi
Banyaknya informasi yang diterima sehingga timbul kesulitan untuk menentukan informasi mana yang dianggap lebih penting untuk disampaikan terlebih dahulu. Mudahnya informasi dapat diterima dan disebarkan membuat para pemberi pesan lupa bahwa informasi yang disampaikan butuh dicerna terlebih dahulu dan itu membutuhkan waktu. Apalagi informasi yang disampaikan oleh atasan lebih banyak mengenai permasalahan daripada pemecahan.









KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Banyak muncul pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan, natara lain :
1. Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok (1942)
2. Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
3. Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
4. Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
5. Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.

Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,
1. Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
2. Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat berikut :
a. Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
b. Kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.

Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
a. seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
b. bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya
c. ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.

Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi:
1. Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dilaihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain
2. Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
IKLIM KOMUNIKASI
Istilah iklim disini merupakan kiasan (metafora) yang diterapkan pada situasi yang berbeda dengan tujuan menyatakan suatu kemiripan. Seperti Sackmann(1989) yang menyatakan bahwa suatu kiasan dapat memberi gambaran yang gamblang pada tingkat kognitif, emosional, perilaku, dan menyatakan suatu bagian tertentu pada tindakan tanpa menetapkan perilaku sebenarnya.
Frase iklim komunikasi organisasi menggambarkan suatu kiasan bagi iklim fisik, cara orang bereaksi terhadap aspek organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi. Iklim komunikasi dipihak lain merupakan gabungan dari persepsi-persepsi-suatu evaluasi-makro-mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, proses pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik-konflik abtar pesona, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan iklim organisasi dalam arti iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi.
PENTINGNYA IKLIM
Iklim komunikasi sebuah organisasi mempengaruhi cara hidup kita; kepada siapa kita berbicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaa kita, bagaimana kegiatan kerja kita, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi. Redding (1972) menyatakan bahwa iklim komunikasi organisasi jauh lebih penting daripada keterampilan atau tekhnik-tekhnik komunikasi senata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.
Beberapa alasan pentingnya iklim komuikasi :
1. Karena mengaitkan konteks organisasi dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan-harapan anggota organisasi
2. Membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi
3. Dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk bersikap dengan cara-cara tertentu
4. Iklim komunikasi berperan dalam keutuhan suatu budaya dan membimbing perkembangan budaya tersebut
5. Menjembatani praktik-praktik pemgelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI
Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Diasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi.
Iklim komuikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsure-unsur organisasi dan pengaruh unsure-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini didefinisikan, disepakati, dikembangkan dan dikokohkan secara berkesinambugan melalui dengan anggota organisasi lainya. Pengaruh ini mengahsilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan mempengaruhi pesan-pesan mengenai organisasi.
Unsur-Unsur Organisasi
Unsur dasar yang membentuk suatu organisasi terdiri dari :
1. Anggota organisasi
Yaitu, Orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi, membentuk organisasi serta terlibat dalam beberapa kegiatan primer. Orang-orang ini terlibat juga dalam kegiatan pemikiran-pemikiran yang meliputi konsep-konsep, penggunaan bahasa, pemecahan masalah, dan pembentukan gagasan. Mereka juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek-aspek perilaku manusia lainnya yang bukan aspek intelektual. Mereka juga terlibat dalam kegiatan self-moving (mencakup kegiatan fisik). Dan mereka terlibat juga dalam kegiatan elektrokimia yang mencakup brain synaps (daerah kontak otak tempat impuls saraf ditransmisikan hanya ke satu arah).
2. Pekerjaan dalam organisasi
Pekerjaan ini terdiri dari tugas-tugas formal dan tugas-tugas informal. Tugas-tuguas ini menghasilkan produk dan memberikan pelyanan organisasi. Pekerjaan ini ditandai oleh tiga dimensi universl ;
1. Isi
2. Keperluan
3. Konteks
3. Praktik-praktik pengelolaan
Tujuan primer pegawai manejerial adalah menyelesaikan pekerjaan melalui usaha orang lainnya. Manejer membuat keputusan mengenai bagaimana orang-orang lainnya, biasanya bawahan mereka, menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mereka. Sebagian manejer membawahi para pekerja yang beroperasi dan sebagian lainnya membawahi manejer-manejer lainnya.
4. Stuktur Organisasi
Merujuk kepada hubungan-hubungan antara tugas-tugas yang dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi. Struktur organisasi di entukan oleh tiga variable kunci :
1. Kompleksitas
2. Formalisasi
3. Sentralisasi
5. Pedoman Organisasi
Adalah serangkaian pernyataan yang mempengaruhi, mengendalikan dan memberi arahan bagi anggota organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan. Pedoman organisasi tersiri atas : pernyataan-pernyataan seperti cita-cita, misi, tujuan, strategi, kebijakan, prosedur dan aturan.
Pemahaman Unsur-Unsur Organisasi
Unsur-unsur dasar organisasi dipahami secara selektif untuk menciptakan evaluasi dan reaksi yang menunjukan apkah yang dimaksud oleh setiap unsur dasar tersebut dan seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi kebaikan anggota organisasi.
Unsur-unsur organisasi tidak secara langsung menciptakan iklim komunikasi organisasi, tetapi bergantung pada persepsi anggota organisasi mengenai :
1. nilai hukum dan peraturan tersebut
2. kegiatan-kegiatan yang dikenai hukum dan peraturan tersebut
Pengaruh Komunikasi
Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Usaha dalam hal ini merujuk kepada penggunaan tubuh secara fisik dalam bentuk mengangkat, berbiara, atau berjalan, dan memecahkan masalah.
Usaha biasanya terdiri atas 4 unsur :
1. Aktivitas
2. Langkah-langkah pelaksanaan kerja
3. Kualias hasil
4. Pola waktu kerja
Kesediaan untuk melakukan usaha sungguh-sungguh atas nama organisasi adalah satu dari tiga factor komitmen organisasi. Kepercayaan yang kuat serta penerimaan atas tujuan serta nilai-nilai organisasi, dan keinginan yang besar untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi adalah dua factor komitmen organisasi lainya.
Iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi. Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi.
KEPUASAN KOMUNIKASI ORGANISASI
Kepuasan atas komunikasi kadang-kadang dikacaukan dengan iklim komunikasi , alasannya adalah bahwa iklim, merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi. Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan.
Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suat keadaan internal afektif, sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi indivivu. Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi. Kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu ata shasil-hasil yang dinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat kepuasan yang di rasakan pegawai dalam lingkungan awl komunikasinya. Meskipun komunikasi terlihat bertumpang tindih dengan iklim komunikasi.Kepuasan komunikasi ini cenderung memperkaya gagasan iklim dengan menyoroti tingkat individu dan pribadi.
Analalisis Down dan Hazen (1977) mengidentifikasikan bahwa kepuasan komunikasi terdiri dari 8 dimensi, yakni :
1. Sejauh mana komunikasi dalam organisasi memotivasi dan merangsang para pegawai untuk memenuhi tujuan organisasi dan untuk berpihak kepada organisasi
2. Sejauh mana penyelia terbuka pada gagasan, mau mendengarkan dan menawarkan bimbingan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan pekerjaan
3. Sejauh mana para individu menerima informasi tentang lingkungan kerja saat itu
4. Sejauh mana pertemuan-pertemuan diatur dengan baik, pengarahan tertulis singkat dan jelas, dan jumlah komunikasi dalam organisasi cukup
5. Sejauh mana terjadinya desas-desus dan komunikasi horizontal yang cermat dan mengalir bebas
6. Sejauh mana informasi tentang organisasi sebagai suatu keseluruhan memadai
7. Sejauh mana para bawahan responsive terhadap komunikasi kebawah dan memperkirakan kebutuhan penyelia
8. Sejauh mana pegawai merasa bahwa mereka mengetahui bagaimana mereka dinilai dan bagaimana keinerja mereka dihapus.
ALIRAN INFORMASI DALAM ORGANISASI
Sifat Aliran Informasi
Aliran informasi dalam suatu organisasi adalah suatu proses dinamik; dalam proses inilah pesan-pesan secara tetap dan berkesinambungan diciptakan, ditampilkan, dan dinterpretasikan. Proses ini berlangsung terus dan berubah secara konstan – artinya komunikasi organisasi bukanlah sesuatu yang terjadi kemudian berhenti. Komunikasi terjadi sepanjang waktu.
Guetzkow (91965) menyatakan bahwa aliran informasi dalam suatu organisasi dapat terjadi denga tiga cara :
1. Serentak
2. Berurutan
3. Kombinasi antara serentak dan berurutan
Penyebaran pesan secara serentak
Maksudnya adalah penyebaran pesan yang dilakukan secara bersama dan pesan tersebut harus tiba dibeberapa tempat yang berbeda pada saat yang sama. Penyebaran pesan tersebut memerlukan suatu rencana untuk menggunakan strategi atau tekhnik penyebaran pesan. Strategi dan tekhnik penyebaran pesan biasanya dipertimbangkan berasarkan waktu dan media apa yang digunakan agar pesan tersebut dapat cepat diterima oleh si penerima pesan,
Penyebaran pesan secara berurutan
Haney (1962) mengemukakan bahwa penyampaian pesan berurutan merupakan bentuk komunikasi yang utama, yang pasti terjadi dalam organisasi, meliputi perluasan bentuk penyebaran diadik. Dalam hal ini setiap individu penerima pesan pertama mula-mula menginterpretasikan pesan pesan yang diterimanya dan kemudian meneruskan hasil interpretasinya kepada orang berikutnya dalam rangkaian tersebut.
Pola Aliran Informasi
Aliran informasi berkembang dari kontak antar pesona yang teratur dan cara-cara rutin pengiriman dan penerimaan pesan. Katz da Kahn (1966) menunjukan bahwa pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratka nbahwa komunikasi diantara para nggota system tersebut di batasi.
Analisis eksperimental pola-pola ku\omunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu mengenai siapa berbicara kepada siapa mempunyai konsekuensi besar dalam berfungsinya organisasi. Menurutnya pola aliran informasi dibedakan menjadi :
1. Pola roda
Adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi kepada individu yang menduduki posisi sentral. Orang yang dalam posisi sentral menrima kontak dan informasi yang disediakan oleh anggota orgnaisasi lainnya dan memecahkan masalah dengan saran dan persetujuan anggota lainnya.
2. Pola lingkaran
Adalah pola informasi yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui sejenis system pengulangan pesan. Tidak seorang anggotapun yang dapat berhubungan langsung dengan semua anggota lainnya, demikian pula tidak ada anggota yang memiliki akses langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk memecahkan persoalan.
Peranan Jaringan Kerja Komunikasi
Analisis jaringan telah mengungkapkan sifat-sifat khas sejumlah peranan jaringan komunikasi. Berikut adalah tujuh peranan jaringan komunikasi, antara lain :
1. Anggota klik
Klik adalah sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota-anggota lainnya. Prasyarat keanggotaan klik adalah bahwa individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lainnya, bahkan dengan cara tidak langsung. Klik terdiri dari individu-individu yang keadaan sekelilingnya memungkinkan kontak antar individu, dan yang merasa amat puas dengan kontak-kontak tersebut. Klik-terdiri dari individu-individu yang memiliki alasan formal, yang berhubungan dengan jabatan untuk melakukan kontak sekaligus juga mempunyai alasan informal yang bersifat antar pesona.
2. Penyendiri
Adalah mereka yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan anggota kelompok lainnya. Beberapa anggota organisasi menjadi penyendiri bila berurusan dengan kehidupan pribadi pegawai-pegawai lainnya tetapi jelas merupakan anggota klik bila pesan-pesan berkenaan dengan perubahan dalam kebijakan dan prosedur organisasi.
3. Jembatan
Adalah seorang anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam kontak antar kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai.
4. Penghubung
Adalah orang yang mengaitkan atau menghubungkan dua klik atau lebih tetapi ia bukan anggota salah satu kelompok yang dihubungkan tersebut.Penghubung mengkaitkan satuan-satuan organisasi bersama-sama dan menggambarkan orang-orang yang berlaku sebagai penyaring informasi.
5. Penjaga gawang
Adalah orang yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar apat melakukan pengendalian atas pesan apa yang akan disebarkan melalui system tersebut.
6. Pemimpin pendapat
Adalah orang tanpa jabatan formal dalam semua system social, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi orang-orang dalam keputusan mereka. Mereka merupakan orang-orang yang mengikuti persoalan dan dipercaya orang-orang lainya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7. Kosmopolit
Adalah individu yang melakukan kontak dengan dunia luar, dengan individu-individu diluar organisasi. Kosmopolit menghubungkan para anggota organisasi dengan orang-orang dan peristiwa-peristiwa diluar batas-batas struktur organisasi.
Arah Aliran Informasi
Komunikasi kebawah
Komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Adapun jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, antara lain :
1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
4. Informasi mengenai kinerja pegawai
5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
Informasi yang disampaikan dari seorang atasan kepada bawahan tidaklah begitu saja disampaikan, utamanya mereka harus melewati pemilihan metode dan media informasi. Ada enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih metode penyampaian informasi kepada para pegawai, antara lain :
1. Ketersediaan
2. Biaya
3. Pengaruh
4. Relevansi
5. Respons
6. Keahlian
Adapun metode yang sering digunakan para atasan untuk menyampaikan informasi kepada bawahannya antara lain :
1. Tulisan saja
2. Lisan saja
3. Tulisan diikuti lisan
4. Lisan diikuti tulisan
Komunikasi ke Atas
Komunikasi keatas dalam sebuah orgaisasi berarti bahwa informasi menngalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Beberapa alasan pentingnya arus komunikasi keatas didasarkan pada :
1. Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
2. Komunikasi keatas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
3. Komunikasi keatas memungkinkan –bahkan mendorong-omelan dan keluh kesah muncul kepermukaan dehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya.
4. Komunikasi keatas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi kebawah.
5. Komunikasi keatas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.
6. Komunikasi keatas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
Kebanyakan analisis dan penelitian dalam komunikasi keatas menyatakan bahwa penyelia dan manejer harus menerima informasi berupa ; informasi yang memberitahukan apa yang dilakukan bawahan, menjelaskan persoalan-persoalan kerja, memberi saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka, dan mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi.
Komunikasi keatas dapat menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir manejer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) memberikan alasan mengapa komunikasi keatas terlihat amat sulit :
1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka.
2. Perasaan bahwa penyelia dan manejer tidak tertarik kepada masalah pegawai.
3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi keatas yang dilkaukan pegawai.
4. Peraaan bahwa penyelia dan manejer tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai.
Prinsip-prinsip saluran keatas
Planty dan machaver (1952) mengemukakan tujuh prinsip sebagai pedoman program komunikasi keatas. Prinsip-prinsip tersebut antara lain ;
1. Program komunikasi keatas yang efektif harus direncanakan.
2. Program komunikasi keatas yang efektif berlangsung secara berkesinambungan.
3. Program komunikasi keatas yang efektif menggunakan saluran rutin
4. Program komunikasi keatas yang efektif menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih rendah.
5. Program komunikasi keatas yang efektif mencakup mendenngarkan secara objektif
6. progaranm komunikasi keatas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah
7. Progran komunikasi keatas yang efektif menggunakan berbagai media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi.
Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi diantara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu-individu yang ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan mempuyai atasan yang sama.
Tujuan dari komunikasi horizontal adalah :
1. Untuk mengkordinasikan penugasan kerja
2. Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan
3. Untuk memecahkan masalah
4. Untuk memperoleh pemahaman bersama
5. Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan
6. Untuk menumbuhkan dukungan antar pesona
Bentuk komunikasi horizontal yang paling umum mencakkup semua jenis kontak antar pesona. Bahkan bentuk komunikasi horizontal tertulis cenderung menjadi lebih lazim. Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komisi, interaksi pribadi, selama waktu istirahat, obrolan di telepon, memo dan catatan, kegiatan social dan lingkaran kualitas.
Komunikasi Lintas Saluran
Merupakan penyampaian informasi rekan sejawat yang melewati batas-batas fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan maupun bawahan mereka. Mereka melintasi jalur fungsional dan berkomunikasi dengan orang-orang yang diawasi dan yang mengawasi tetapi bukan atasan ataupun bawahan mereka. Mereka tidak melewati otoritas lini untuk mengarahkan orang-orang yang berkomunikasi dengan mereka dan terutama harus mempromosikan gagasan-gagasan mereka. Namun mereka memiliki mobilitas tinggi dalam organisasi; mereka dapat mengunjungi bagian lain atau meninggalkan kantor mereka hanya untuk terlibat dalam komunikasi informal.
Komunikasi Informal, Pribadi, atau Selingan
Informasi informal / personal ini muncul dari interaksi diantara orang-orang, informasi ini tampaknya mengalir dengan arah yang tidak dapat diduga, dan jaringannya digolongkan sebagai selentingan. Informasi yang mengalir sepanjang jaringan kerja selentingan terlihat berubah-ubah dan tersembunyi. Dalam istilah komunikasi selintingan digambarkan sebagai metode penyampaian laporan rahasia tentang orang-orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui saluran perusahaan yang formal. Informasi yang diperoleh melalui selentingan lebih memperhatikan apa yang dikatakan atau didengar oleh seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh pemegang kekuasaan.
Hubungan
Goldbaher mendefinisikan organisasi sebagai sebuah jaringan hubungan yang saling bergantung, ini berarti bahwa hal-hal tersebut saling mempengaruhi dan saling dipengaruhi satu sama lainnya. Pola dan sifat hubungan dalam organisasi dapat ditentukan oleh jabatan dan peranan yang ditetapkan bagi jabatan tersebut. Namun individu-individu bertindak diluar struktur peranan, sehingga menciptakan jalinan komunikasi dan struktur. Hubungan-hubungan dalam organisasi berbeda ditinjau dari sifat antarpesona hubungan tersebut.
Hubungan Antar Pesona
Hubungan paling intim yang kita miliki dengan orang-orang lain dalam tingkat pribadi, antar teman, sesame sebaya, biasanya disebut hubungan antar pesona. Suatu anailisis khusus tentang hubungan antar pesona menyatakan bahwa kita akan berhasil bila kita melakukan hal-hal berikut ini :
1. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan
2. Menetapkan dan menegaskan identitas kita dalam hubungan dengan orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan.
3. Menyampaikan informasi kepada oranglain tanpa menimbulkan kebingunngan, kesalahpahaman, penyimpangan, atau perubahan lainnya yang disengaja
4. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan sikap mbertahan atau menghentikan proses
5. Membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antar pesona yang efektif
6. Ikut serta dalam interaksi social informal tanpa terlibat dalam muslihat atau gurauan atau hal-hal lainnya yang menggangu komunikasi yang menyenangkan
Hubungan antar pesona cenderung menjadi lebih baik bila kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut :
1. Menyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat dan ekspresif
2. Menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka melalui penyingkapan diri
3. Menyampaikan pemahaman yang positif, hangat kepada satu sama lainnya dengan memberikan respons-respons yang relevan dan penuh pengertian
4. Bersikap tulus kepada satu sama lain dengan menunjukan sikap menerima secara verbal maupun non verbal
5. Selalu menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi dan ramah
6. Berterus-terang mengapa menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi, cermat, jujur, dan membangun.
Hubungan posisional
Hubungan posisional ditentukan oleh struktur dan tugas-tugas fungsional anggota organisasi. Menurut Koontz dan O’Donnel (1968) lusinan kesalahan umum yang merintangi kinerja efektif dan efisien individu dalam organisasi adalah ;
1. Kegagalan untuk merencanakan secara benar
Sebagian dari kegagalan untuk merencanakan dengan benar lebih banyak terletak pada pengaturan disekitar orang-orang dari pada pengaturan jabatan.
2. Kegagalan untuk menjernihkan hubungan
Kegagalan untuk menjernihkan hubungan organisasi menimbulkan kecemburuan, percekcokan, ketidakamanan, ketidakefisienan,dan pelepasan tanggung jawab lebih banyak dari kesalahan lainnya dalam pengorganisasian

Hubungan Atasan – Bawahan
Konsep hubungan atasan-bawahan bersandar kuat pada perbedaan dalam otoritas, yang diterjemahkan menjadi perbedaan dalam status, hak, dan pengawasan. Sintesa Jablin tentang komunikasi atasan bawahan memperkenalkan sembilan kategori masalah :
1. Pola interaksi
2. Keterbukaan
3. Distorsi ke atas
4. Pengaruh ke atas
5. Jarak informasi semantic
6. Atasan efektif versus atasan tidak efektif
7. Sifat-sifat pribadi diad
8. Umpan balik
9. Pengaruh variable-variabel organisasi sistemik pada kualitas komunikasi atasan bawahan
Hubungan Berurutan
Informasi disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses; dalam proses ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan ; kepada orang kedua yang kemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua, dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga. Tokoh kunci dalam system ini adalah pengulang pesan (relayor).
Fungsi pengulang pesan
Seorang pengulang pesan menerima pesan dan membawanya sepanjang sebagian perjalanan pesan itu kearah beberapa titik akhir dengan cara yang amat mirip dengan kuda-kuda segar pengganti yang mengankut penunggangnya sepanjan rute, dan orang yang membawa tongkat dalam lomba lari estafet.
A.G. Smith (1973) memperkenalkan empat fungsi dasaryang dilkaukan seorang pengulang pesn, yaitu :
1. Menghubungkan
2. Menyimpan
3. Merentangkan
4. Mengendalikan
Para pengulang pesan adalah orang-orang perantara – penengah antara pengirim dan penerima. Mereka menghubungkan unit-unit system dengan menyelaraskan unit-unit tersebut satu sama lainnya. Adakalanya pengulang pesan mengubah pesan yang dibawanya untuk tujuan menghasilkan keharmonisan antara unit-unit dalam system tersebut, namun mengubah pesan bertentangan dengan etika memelihara dan melestarikan system. Meskipun demikian, dengan mengatur penyampaian, penyimpanan, dan penafsiran pesan, seorang pengulang pesan melakukan pengendalian atas system komunikasi.


KOMUNIKASI ORGANISASI SEBAGAI MOBILITAS SOSIAL
Komunikasi dalam organisasi adalah kelaziman untuk mengatur hubungan
antar individu, kelompok. Dalam sebuah organisasi sangat ditentukan oleh
kedudukan orang itu pada struktur dan Hierarki dalam organisasi tersebut.
Dewasa ini organisasi menetapkan peran (roles) kepada setiap orang yang
menjadi anggota agar peran-peran itu kemudian dioperasionalkan kedalam
tugas (task) dan fungsi (function). Proses kerjasama dalam melaksanakan
perubahan atau percepatan perubahan dalam organisasi disebut “Komunikasi
Organisasi”

Dalam sistem komunikasi masyarakat ke arah yang paling maju terjadi interaksi yang
kompleks antara wadah sebagai tempat yang modern dengan jaringan komunikasi organisasi
suatu masyarakat suatu sistem terdiri dari organisasi politik dan kelompok persahabatan.
Komunikasi organisasi itu lebih efektif pada bidang-bidang yang lain sehingga mampu
berbuat terhadap yang berhubungan dengan perubahan. Dalam mengajurkan masyarakat
mengambil tindakan-tindakan komunikasi organisasi lebih tidak efetkif lagi apabila tidak
dibarengi dengan anjuran-anjuran secara pribadi, komunikasi organisasi terjadi kapanpun
setidaknya tidaknya satu orang yang menduduki jabatan dalam suatu organisasi, analisis
komunikasi organisasi menyangkut penelahaan atas banyak transaksi yang terjadi secara
simultan. Sistem tersebut menyangkut hubungan untuk menyatakan kesamaan fikiran dan
perilaku yang telah diatur dengan kebijakan.

1. Iklim Komunikasi
Suatu frase yang menunjukkan tujuan dengan menggambarkan suatu kiasan yang
sering berhubungan dengan suasana. Cara seseorang membangun reaksi terhadap aspek
organisasi menciptakan suatu iklim komunikasi.

2. Kepuasan Komunikasi Organisasi
Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim
merupakan konsep makro dan konsep gabungan. Selain itu kepuasan juga
menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal. Istilah kepuasan komunikasi
digunakan untuk menyatakan “Keseluruhan tingkat kepuasan yang dirasakan dalam
lingkungan komunikasi organisasi.
Secara keseluruhan kepuasan berhubungan dengan perbedaan antara yang diinginkan
oleh seorang. Dari sudut pandang komuikasi dalam organisai kepuasan hampir tidak
berhubungan dengan koefektifan pengungkapan pesan, tatapi apabila pengalaman
berkomunikasi memenuhi keinginan seseorang biasanya hal itu dipandang sebagai hal
yang memuaskan.
Kepuasan adalah : suatu konsep yang biasanya berkenaan dengan kenyamanan, jadi
kepuasan dalam komunikasi berarti seseorang merasa nyaman dengan pesan-pesan media
dan hubungan dalam organisasi. Kenyamanan memiliki kecendrungan, dalam hal ini
kadang-kadang menyebabkan individu lebih menyukai pelaksanaan terbaru untuk
peningkatan individu.
Salah satu tantangan dalam komunikasi organsisi adalah bagaiamana menyampaikan
informasi keseluruhan bagian organisasi prosesi ini berhubungan dengan aliran informasi.
Organisasi megandalkan inovasi dan harrus mampu menghasilkan informasi.

3. Sifat Infomasi
Informasi secara harfiah, adalah penyampaian suatu pesan interprestasi
penyampaian tersebut dan penciptaan penyampaian sebagai proses yang mendistribusikan
pesan-pesan keseluruhan organisasi .
Konsep suatu proses sering mengisyaratkan bahwa peritiwa-peristoiwa dan
hubungan bergerak serta berubah secara kesinambungan. Sehingga menjadi peritiwa yang
dinamis. Jadi aliran informasi dalam suatu organsasi sebenarnya adalah suatu proses yang
dinamik dan tetap mempertahankan pesan sesuai dengan aturan yang ditampilakn
kemudian diinterprestasikan.

4. Kesulitan komunikasi
Komunikasi bari dinyatakan mencapai sasaran apabila komunikasi dapat
menangkap pengertian sama dengan pengertian komunikator, jika tidak demikian,
komunikasi tersebut di anggap gagal. Standarisasi keberhasilan komuniksi adalah
ketepanan waktu. Jadi apabila komunikator terlambat menyampaikan pesan-pesan
meskipun benar apa yang disampaikan maka komunikasi dianggap gagal. Sebagai uapaya
yang utama dalam proses komunikasi perlu diperhatikan masalah ketetapan waktu dan
solusi terhadap pemecahan masalah.
dalam komunikasi ialah kejelasan pesan yang di maksud amanat masyakat sebagai
komunikan tidak semuanya bisa memahami pesan yang yang disampaikan oleh
komunikasi sehingga timbul keraguan, tugas utama komunikator berusaha agar amanat
itu jelas bagi diri sendiri maupun kumikan. Ada beberapa petunjuk yang harus di
perhatikan oleh komunikator yaitu :

a. Komunikasi harus setia, atinya harus benar-benar menyatakan apa yang bisa dipahami
oleh komunikator-komunikator menjadi tidak setia pada fungsinya jika pesan yang
disampaikan supaya dibuat sedemikian rupa sehingga komunikan merangkapnya
dengan arti lama.

b. Komunikasi harus lengkap atau utuh. Semua pesan harus sampai kepada komunkan,
tidak mengalami kebocoran ditengah jalan jika tidak komunikasi tidak mencapai
tujuan.

Dengan pengertian ini khususnya mengenai kesulitan-kesulitan yang mengurangi
keberhasilan komunikasi dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi
kesuliatn itu. Ditinjau dari segi komunikasi aktifitas pembangunan yang kogrit adalah
suatu poses yang terjadi pada pihak komunikan yaitu proses amanat-pendapat-sikap-tindakan komunikan menerima amanat.

5. Lingkuanan Komunikasi
Lingkungan merupakan mempunyai pengaruh tertentu terhadap makna kandungan
pesan apa yang diampaikan. Menurut Devido bahwa ruangan atau bangsal, atau taman
ketika ketika komunikasi berlangsung disebut konteks lingkungan fisik. Hubungan status
diantara mereka yang terlibat peran dan permainan yang dijalankan oleh seseoang atau

kelompok serta aturan budaya, masyarakat dimana mereka berkomunikasi lingkungan
atau konteks yang mencakup rasa persahabatan atau permusuahan, formal maun informal
komunkasi boleh dilaksanakan masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang
lain. Kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik perubahan ini dapat
menimbulkan banyak perubahan lain. Memang proses komunikasi itu tidak pernah statis
demikain secara singkat.
Telah diuraikan pesan komunikasi dan faktor yang ikut berpengaruh terhadap
pelaksanaan atau terjadinya komunikasi dalam lingkungan organisasi acap kali terjadi
secara umum ada dua yaitu :

a. Proses secara primer (primary process)
Proses komunikasi secara primer adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap
muka langsung antara seseorang dengan yang lain guna menyampaikan pikiran
maupun perasaanya.

b. Proses secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media proses
komunikasi sekunder menggunakan alat agar dapat melipat gandakan pesan jumlah
penerima pesan kemudian bagaimana untuk mengatasi hamabatan georafis yang
terjadi.

Wilbur Schramm menyebutkan bahwa manusia apabila dihadapkan dengan suatu
pesan untuk mengambil keputusan menerima atau menolaknya, akan mengadakan
terlebih dahulu suatu komunikasi dengan dirinya sebagai proses berfikir

6. Teori Kebergantungan
Mungkin kebergantungan secara langsung dan tidak langsung, bahwa
kepemimpinan yang efektif selalau memperhatikan situasi untuk menerapkan gaya
kepemimpinan berdasarkan pada konsep kebergantungan. Menurut teori kebergantungan–
keefektifan pemimpin tergantung kepada hubungan terhadap gaya kepemimpinannya
tugas dan hubungan motivasi tugas (task motivated)
Suatu organisasi mempunyai karakteristik terhadap suatu situasi kepemimpinan
yang paling penting adalah :
Pertama relasi pemimpin – angota, kedua struktur tugas, ketiga kekuasaan jabatan
pemimpin. relaksi pemimpin anggota yang baik terjadi bila anggota menyukai,
mempercayai, dan menghargai pemimpin. Hal ini dianggap sebagai satu-satunya kondisi
terpenting bagi kepemimpinan yang efektif.

Beberapa alasan yang menyebakan gaya kepemimpinan tertentu terikat lebih efektif
dalam beberapa situasi yang berbeda, dapat diterangkan dengan cara meperhatikan
persyaratan yang terjadinya situasi yang harmonis maupun yang tidak harmonis

7. Analisis Transuksional
Analisis transuksional dikemukanan oleh Eric (1964) ada tiga tahap untuk
mengendalikan ego dewasa, orang tua dan anak-anak.
Suatu respon dapat ditafsirakan dari sudut pandang setiap ego. Tahap ego dewasa
mengambarkan gaya manusia yang lebih disukai sebagai pengatur diri sndiri dan orang
lain dan menyangkut masalah penerapan pengaturan, perstrukturan dan kegiatan
perencanaan. Tahap ego orang tua mengambarkan gaya manusia yang lebih suka diatur
dan meliputi empat gaya otoriter, birokratik, demoleratik, dan pengarahan diri, tahap ego
anak-anak mengambarkan kebutuhan motivasi onal manusia dan meliputi kekuasan,
kendali keluesan dan kebebasan.
Konsekuansi dari pada perubahan yang paling medasar dalam kehidupan anggota
organisasi, terlihat pada ekspresinya yang pada prinsipnya dalam pengonsepan.
Pertumbuhan atau perkembangan organisasi yang semakin luas dan komleks antara lain
ditandai oleh lahinya sebuah departemen baru, fluktuasi keangotaan dan perubahan
teknologi sebagai respon terhadap ivonasi baru dalam bentuk memenuhi kebutuhan.

8. Konflik Organisasi
Konflik dalam organisasi merupakan salah satu faktor ketidakseimbangan yang
melanda hubungan antara satu individu dengan individu lain, baik satu kelompok dengan
kelompok lain. Istilah konflik organisasi munculnya suasana ketegangan dalam organisasi
menurut Dahrendorf (1959) konflik organisasi dapat diamati hubungan komunikasi
organisasi dengan jajaran yang ada dalam sistem yang aktif dengan jaringan komunikasi
dan struktural organisasi.
Dalam kontek organisasi di kenal dua jenis potensi konflik: (pertama) konflik dalam
organisasi (kedua) konflik antar organisasi yang dimaksud konflik dalam organisasi
adalah konflik yang terjadi dalam tubuh organisasi sumber konflik adalah memburuknya
hubungan antar pribadi dalam sistem oirganisasi sedangkan konflik antar oraganisasi
adalah konflik yang terjadi antara organisasi yang berbeda.

9. Perubahan Berencana dalam Organisasi
Suatu organisasi tetap mempunyai cita-cita “order” atau tatanan untuk mengatur
hubungan timbal balik fungsionalnya akibatnya apabila ada perubahan yang terjadi dalan
suatu unit departemen akan mempengaruhi aktivitas adalah perubahan secara hirarki dan
wewenang peranan individu dalam pekerjaan penataan kembali hubungan kerja melalui
komunikasi formal.
Bentuk suatu perubahan selalu dikaitkan dengan asas perubahan individual dan
kelompok yang berdampak mengubah orientasi organisasi. Setiap perubahan organisasi
lazim direncanakan untuk mencapai perubahan jangka pendek, peranan dalam suatu
oragnisasi memang menginginkan perubahan yang bertujuan untuk memahami cita-cita







DAFTAR PUSTAKA

Burt Nanus. Visionary Leadership: Creating a Compelling Sense of Direction for Your Organization. (San Francisco, CA: Jossey-Bass Publishers, 1992).
Devito, A. Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Professional Books.
Harefa, Andrias. Kepemimpinan-Manajemen: Visionaris. [Online]. http://www.pembelajar.com/pemimpin/peminari.htm
Muhammad, Arni. Dr. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/komunikasi-organisasi-dan-motivasi/
Aloliliweri, Sosiologi Organisai, Bandung 1977, PT Citra Aditya Bakti
Alvin. A. Goldberg – Carl E. Larson, Komunikasi Kelompok, Jakarta, 1985, UI Press
R. Wane, Pace-Don F. faules, PT. Rosdakarya, Komunikasi Organisasi, Mulyana Neddy
Editor, Bandung 2005. PT Rosdakarya
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, Yogyakarta 2005 Arti Bumi Intaran
Stan Kossen, Aspek Manusia Dalam Organisasi, Jakarta 1986 Penerbit Elanga

0 comments:

Post a Comment