Blogroll

Saturday, October 8, 2011

Shift Paradigm





Nama         : Mochammad Lutfi Saepudin
Npm           : 24111544
Kelas          : 1KB01

Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2011
Paradigm Shift. Apa itu? Makanan baru? Jelas bukan. Dari asal katanya, bahasa linggis, err…. Inggris maksud saya :P, paradigm atau dalam bahasa Indonesia serapan, paradigma adalah pola pikir. Sedangkan shift adalah perubahan. Jadi, Paradigm Shift adalah perubahan pola pikir.
Penting?
Saya akan dengan lantang menjawab, ya! Selama paradigma itu negatif atau bahkan salah. Berarti ada dua macam paradigma? Betul. Ada yang positif dan juga negatif. Dan kita pasti akan memilih yang positif. Perlu diketahui, paradigma, secara langsung atau tidak, terbentuk atau bahkan dibentuk oleh pola asuh orangtua/keluarga, lingkungan sekitar, dan media. Saya akan mengupas yang pertama lebih dahulu.
Pola asuh orangtua/keluarga. Sebagian kalian pasti akan mengecam saya dengan pernyataan saya ini. Mereka menganggap keluarga mereka yang paling baik. The best family in the world. Oke, tapi sadari bahwa tidak semua pendidikan orangtua positif. Sengaja maupun tidak.
Sebagai contoh, apakah kalian masih ingat pepatah yang mungkin disematkan di benak kalian oleh orangtua kita, “bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”? Sebuah pepatah yang sebenarnya memiliki maksud baik tapi dengan pemilihan kata yang salah. Salah? Yap, di kalimat tersebut ada kata ‘sakit’ yang disandingkan dengan kata ‘dahulu’. Yang perlu kita ingat adalah kata-kata memiliki kekuatan besar untuk mengubah pemikiran. Dan kata ‘bersakit-sakit dahulu’ jelas memiliki kekuatan negatif.
Mengapa harus ‘bersakit-sakit dahulu’? Apa kita harus sakit dulu sebelum mendapat kesenangan? Atau bisa saya sebut kebahagiaan? Tidak. Mungkin kalian akan berpikir, ‘Hei, bersakit itu maksudnya tuh usaha!’. Benar, saya sepenuhnya setuju. Tapi, apakah harus ada kata ‘sakit’?
Bila saya mendapatkan hak cipta, saya akan mengganti kalimat pepatah di atas menjadi:
Bersenang-senang dahulu, bersenang-senang pula kemudian
Berusaha dengan perasaan cinta. Berdoa dengan tulus. Ditujukan untuk Sang Maha Kuasa. Menikmati semua proses. Bersenang-senang dahulu.
Lalu, bersiap untuk menerima buah dari usaha dan doa. Dimana saat kita berusaha dengan benar dan adil. Berdoa dengan tulus. Saya yakin Tuhan akan memberikan. Detil. Sesuai yang kita inginkan. Bersenang-senang pula kemudian.


Pentingnya merubah pola pikir
Reformasi birokrasi membutuhkan reformasi mendasar yang harus dilakukan terlebih dahulu, yakni reformasi Pola Pikir (Mind Set).
(Agus Sunaryo, 2006)
Jika menginginkan perubahan kecil, garaplah perilaku anda. Jika menghendaki perubahan besar dan mendasar, garaplah Mindset Anda.
(Carol S. Dweck, PH.D, 2007)
Program Mind Setting telah dijadikan standar Modul Penerapan Budaya Kerja Aparatur Negara oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, tahun 2003.
Kepercayaan masyarakat terhadap PNS menurun, korup, malas, tidak produktif, kurang memberikan pelayanan, etos kerja rendah dll. Oleh karenanya membutuhkan reformasi/perubahan Pola Pikir yang berorientasi pada pelayanan kepada pelanggan dan peningkatan budaya kerja.


PENGERTIAN POLA PIKIR
ADALAH POLA-POLA DOMINAN YANG MENJADI ACUAN UTAMA SESEORANG UNTUK BERTINDAK (WORKSHOP PENGEMBANGAN JATI DIRI DAN POLA PIKIR BAGI PARA PEJABAT STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL 2003 )
ADALAH POLA YANG MENETAP DALAM PIKIRAN BAWAH SADAR SESEORANG ( MIND SETTING, LPCD, 2005)

TERBENTUKNYA POLA PIKIR
Pola pikir terbentuk karena “Imprint”
“Imprint” adalah peristiwa masa lalu yang sangat membekas. Imprint dapat bersifat positip maupun negatip (International Thinking Training & Consultancy, Mind Setting, )
“Imprinting” (penanaman, pencapan) yaitu “satu reaksi tingkah laku yg diperoleh orang selama usia masih sangat muda dalam kehidupan”. Namun secara normal dapat dibebaskan oleh satu perangsang atau situasi yang cepat-cepat ditembakkan atau diberikan, sehingga ada reaksi mengikuti subyek lain, (J.P. Chaplin dlm Kartini Kartono, kamus lengkap psikologi, 2001)
“Imprint” sangat mempengaruhi “Pola Pikir” & “Kinerja” seseorang. Contoh : seseorang bijaksana atau rajin bekerja. (tergantung imprint-nya selama ini).
“Imprint” bisa berubah (tergantung pd individu ybs)
Selain itu faktor “lingkungan” juga sangat mempengaruhi pola pikir seseorang, terutama “lingkungan keluarga” di mana seseorang dibesarkan.

CHANGE YOUR THINKING
UBAHLAH PIKIRAN ANDA
Bila Anda mengubah pikiran Anda
Anda mengubah keyakinan diri Anda
Bila Anda mengubah keyakinan diri Anda
Anda mengubah harapan-harapan Anda
Bila Anda mengubah harapan-harapan Anda
Anda Mengubah sikap Anda
Bila Anda mengubah Sikap Anda
Anda akan mengubah Tingkah Laku Anda
Bila Anda mengubah Tingkah Laku Anda
Anda Mengubah Kinerja Anda
Bila Anda mengubah Kinerja Anda
Anda telah mengubah Nasib Anda
Bila Anda mengubah Nasib Anda
Anda telah mengubah Hidup Anda.

Perubahan Pola Pikir Secara Mendasar

Kemajuan tekhnologi telah mengubah kehidupan masyarakat kita secara fundamental. Telah memaksa semua pimpinan untuk mengubah pola pikirnya. Kita memang harus berubah, apabila kita ingin mempertahankan kelangsungan hidup organisasi yang kita pimpin. Ini membutuhkan keberanian. Menuntut kejujuran semua pihak dalam menghadapi realita kehidupan.
Situasi persaingan, sudah semakin kompleks. Semua aktib=vitas bisnis, sudah mendunia. Kita tidak bisa menghalang-halangi institusi klas dunia agar tidak masuk kepasar Indonesia. Kini, pemain baru didunia pendidikan Luar Negeri, sudah mulai masuk ke Indonesia. Ini erupakan tantangan sekaligus peluang bagi kita yang cepat beradaptasi. Peka dan cerdik dalam melakukan berbagai pembenahan.
Dalam menghadapi persaingan yang sudah mendunia, setiap Perguruan Tinggi harus memahami posisi mereka dalam menyiapkan kader pimpinan bangsa. Dimana, untuk memahami dampak globalisasi, kita bisa menganalogkan dinamikanya bagaikan suatu bangunan bertingkat tiga, sebagai berikut (Ibarra-Colado, 2007, p.117-138):

The upper floor dimana berada “major world business”. Mereka terdiri dari “transnational corporation, high technology and innovation, hyper-flexibility”, dan “virtual arrangement corporation” yang bekerja berbasis jejaring tekhnologi serta “real-time relation”, didukung “knowledge labor” yang bekerja secara tim dalam melakukan berbagai inovasi. Prusahaan klas dunia ini berbasis “academic capitalism” serta menerapkan “new forms of production knowledge”.
The ground-level floor mencakup perusahaan klas dunia yang menjalankan praktek operasional “just-in-time flexibility, zero inventory” dan memiliki “excellence high skilled and well-paid workers”. Kelompok perusahaan ini merupakan segmen pasar yang harus digarap Perguruan Tinggi yang harus bisa menyiapkan tenaga sebagai pendukung “knowledge factories” tersebut.
The bottom floor berupa bangunan “basement” yang umumny berfungsi untuk tempat semacam “gudang”. Umumnya basement agak tersembunyi, gelap dan lembab. Dimana berada perusahaan “tradisional” yang sulit mengadaptasi perubahan. Perusaaan di level ini, akan mudah tersingkir oleh kemajuan dan perubahan jaman.

Menyadari realita tersebut, diharapkan setiap Perguruan Tinggi memahami peran dan kontribusinya. Tahu apa yang harus dibenahi sehingga mampu menunjang penyiapan kader bangsa dalam menghadapi persaingan yang terus berubah dengan cepat.
Persaingan yang semakin kompleks, memaksa banyak Perguruan Tingg (PT) untuk memilih strategi yang bisa meningkatkan “efficiency” dan “effectiveness” operasional mereka. Rasanya upaya rekayasa-ulang proses operasional PT menjadi salah satu alternative yang bisa dimanfaatkan untuk membenahi “productivity, cost control” dan “asset management”.
Proses rekayasa-ulang merupakan upaya proses “merancang-ulang” dan “melakukan pengorganisasian-ulang” aktivitas operacional PT untuk tidak sekedar mempertahankan “status quo” semata. Sasaran utama proses rekayasa-ulang ialah untuk melakukan “terobosan” dalam membenahi proses operasional PT. Proses rekayasa-ulang secara organisasi berbasis pada interaksi dua faktor, yakni (Sohail et al., 2006, p.279):[3]

Total customer satisfaction
Effective and efficient internal process.

Perlu dicatat bahwa keberhasilan organisasi ddengan melakukan pendekatan “inside-out” ialah melalui “commitment” dan “dedication” pimpinan untuk memenuhi kebutuhan/tuntutan konsumen. Pendekatan “inside-out” ini, dikenal sebagai upaya “managing employees”. Dimana merupakan upaya bukan semata membuat mereka nyaman bekerja, tetapi pimpinan harus mampu “managing” pegawai dengan sikap perilaku yang tepat agar PT bisa bersaing di pasar dengan lebih baik.
Pmebenahan operasional Perguruan Tinggi, perlu ditopang dengan penerapan “Student Relationship Management atau SRM. Sebab Perguruan Tinggi yang mampu beroperasi dengan prima, umumnya memiliki “outstanding reaserchers” dan “excellent students”. Dimana, konsep SRM, merupakan aktivitas “business relationship” antara Perguruan Tinggi dengan mahasiswa mereka. Relationship ini dilakukan secara holistis dan sistematis dalam menangani beragam kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Orentasi stratejik SRM mengacu pada upaya meningkatkan “customer satisfaction, customer loyalty”, serta berbagai “benefit” yang menguntungkan hubungan antara PTs dengan mahasiswa. Konsep SRM – bertumpu pada konsep CRM – yang mencukup tiga komponen “analytical, operasional” dan “collaborative CRM” yang dilakukan kedua belah pihak (Hilbert et al., 2007, p. 204-220). [4]
Harus disadari bahwa pengeluaran untuk proses belajar mengajar dan kegiatan penelitian, akhir-akhir ini terus meningkat. Sementara subsidi Pemerintah atau Yayasan cenderung tetap, kalau tidak malahan terus menurun. Apakah semua pengeluaran untuk kedua kegiatan tersebut, terpaksa dibebankan kepada mahasiswa? Atau harus dilakukan alternative penggalangan dana dari sumber lain?
Untuk itu harus dicari solusi yang andal agar bisa dilakukan upaya “fund raising”. Kegiatan ini harus bisa melibatkan mahasiswa dan alumni PT. Disinilah pentingnya SRM bagi semua pihak yang terlibat. Sebab efektivitas kegiatan SRM yang padu, akan bisa meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan mengentegrasikan para alumni beserta pengalaman parktek mereka didalam kegiatan “lectures”. Melalui pendekatan SRM yang intens, Universitas bisa mendiskusikan serta manganalisis kasus realitas di kehidupan nyata. Pembenahan ini akan meningkatkan citra Universitas yang akhirnya mengarah pada “peluang kerja prospektif” didunia nyata bagi calon alumni Universitas. Pada akhirnya semua itu akan meningkatkan jumlah peminat yang ingin masuk ke Universitas tersebut.
Untuk menerapkan SRM secara efektif, harus konsiten dengan layanan yang di-tawarkan Universitas. Dimana karakteristik layanan Universitas mencakup dua dua karakteristik berikut (Hilbert et al., 2007, p. 204-220):

Layanan yang kasat-mata dan yang tan-wujud. Dimana layanan tan-wujud, sangat menentukan kualitas Universitas – berupa atribut “confidence” dan “expert knowledge” yang dimilikinya.
Kegiatan Universitas yang terintegrasi dengan aktivitas eksternal secara padu. Sebab aktivtas mahasiswa dengan segala pengalamannya dilapangan, sangat mempengaruhi kualitas proses belajar-mengajar Universitas. Karena Semarang ini – kualitas pendidikan di Universitas – sangat ditentukan oleh kemampuan mahasiswa untuk memantapkan “intellectual capability” serta “learning motivation” mereka.

Sayangnya “life cycle” SRM, berhenti begitu mahasiswa berhasil menyandang gelar mereka. Begitu lulus, seolah-olah, pihak Perguruan Tinggi tidak lagi merasa berkewajiban untuk menggalang atau mempertahankan SRM secara kontinu. Tak heran kalau banyak Perguruan Tinggi yang tidak memiliki dokumentasi berapa prosen alumni mereka yang “cepat mendapatkan pekerjaan” dan berapa “prosen” yang bernasib kurang baik, sulit mencari pekerjaan. Siapa yang peduli?

 Mengubah Pola Pikir Masyarakat

Sudah 64 tahun usia kemerdekaan negeri kita. Seharusnya kesejahteraan dan kemakmuran sudah bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Nyatanya, ketimpangan dan kesenjangan di masyarakat masih banyak kita jumpai di setiap aspek kehidupan. Bukan hanya di desa-desa terpencil, di daerah perkotaan kesenjangan itu masih banyak kita dapati.
Pertanyaan mendasar: kenapa kesenjangan bisa terjadi?
Jika dilihat lebih dekat, hal tersebut terletak pada unsur manusianya itu sendiri, yaitu masyarakat yang masih memiliki pola pikir yang terkungkung. Pola pikir yang terkungkung oleh latarbelakang pendidikan minim, bekal ketrampilan yang tidak mencukupi, dan arus informasi yang kurang. Hambatan tersebut mengakibatkan daya kreasi dan daya saing untuk meraih kemakmuran jadi sangat terbatas.
Guna mempercepat pembangunan kemakmuran di daerah-daerah tertinggal, sasaran utamanya adalah mengubah pola pikir masyarakat itu sendiri. Dengan pengubahan pola pikir, diharapkan masyarakat mampu mandiri dalam mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Ini dapat terwujud dengan pendidikan, ketrampilan, dan informasi.
Pendidikan
Pemerataan pendidikan di seluruh Nusantara merupakan satu jalan yang harus bisa dinikmati seluruh masyarakat Indonesia. Semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakin terangsang pula orang itu untuk mempelajari hal-hal baru yang pada akhirnya menciptakan perubahan pola pikir dan merangsang etos kerja yang baik. Pendidikan berkualitas harus bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik dari ibukota sampai pelosok negeri.
Ketrampilan
Kemampuan seseorang untuk menghadapi tantangan terletak pada ketrampilan orang tersebut menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pembekalan ketrampilan sangat penting dilakukan jika kita ingin mengadakan perubahan di masyarakat. Seorang petani harus memiliki ketrampilan bertani yang baik dan benar. Seorang peternak harus memiliki ketrampilan teknik beternak yang efektif. Demikian juga dengan jenis-jenis keterampilan yang lain harus dengan mudah bisa diakses oleh masyarakat, sehingga masyarakat memiliki kemampuan untuk bersaing dan mengembangkan dirinya.
Informasi
Dewasa ini informasi sudah menjadi kebutuhan pokok, tapi pada kenyataannya masih banyak daerah-daerah yang terisolir dari dunia luar. Masyarakat yang terputus informasinya akan menjadi masyarakat yang statis dan monoton. Masyarakat yang tidak akan pernah berubah yang pada akhirnya akan tertinggal oleh daerah lain.
Ketiga hal di atas akan berjalan dengan lancar jika pemerintah ikut ambil bagian serta melibatkan kalangan dunia usaha dan masyarakat. Peran pemerintah adalah menjadi regulator dan penyedia fasilitas, yang tidak mungkin dipenuhi oleh non-pemerintah.
Dengan perubahan pola pikir masyarakat, maka perubahan-perubahan yang diprogramkan akan dengan mudah dilaksanakan dan diterima dengan baik, sehingga pada akhirnya masyarakat akan mampu mengembangkan potensi lokal demi kemakmuran bersama. Kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia dapat dinikmati secara aman, adil, dan demokratis. Indonesia makmur raya bukan lagi slogan, tapi cita-cita yang akan diraih dan diwujudkan oleh pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.
Pertobatan adalah Perubahan Pola Pikir
Banyak orang yang punya masa lalu kelam, setelah didoakan oleh (katakanlah) Pendeta beken dalam suatu Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) hingga dia bermanifestasi sampai jatuh/roboh, atau muntah-muntah, akan tetapi setelah itu, dalam hidup kesehariannya tidak ada terlihat perubahan dalam kehidupannya, dalam artian, hidupnya tetap diisi sikap dan perilaku lama alias belum bertobat.  Mengapa kehidupan banyak orang 'tidak berubah' walaupun sudah didoakan?
Agar kita tidak salah jalan, sangat penting bagi kita untuk mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita. Bila kita tidak mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita maka hidup yang kita jalani seperti layaknya orang yang berlari tanpa arah. Bagaimana caranya kita mengetahui kehendak Allah? Mari kita lihat Firman Tuhan dalam Roma 12 ayat 2 yang mengajarkan bahwasanya kita harus berubah supaya kita bisa mengetahui kehendak Allah. Bila kita berubah maka kita dapat mengetahui mana kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Yang menjadi pertanyaan, perubahan seperti apa yang diinginkan Tuhan?

Firman Tuhan di dalam kitab Roma 12: 2 mengatakan: Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Di dalam bahasa aslinya, untuk kata 'berubah,' dipakai kata 'metanoia.'  Metanoia adalah perubahan pola pikir yang dalam bahasa sehari-hari berarti 'bertobat.' atau pertobatan.
Dapat dijelaskan mengapa orang yang sudah didoakan tidak akan langsung berubah (baca: bertobat) apabila dia tidak mengalami atau tidak mau berubah. Bila pola pikirnya belum berubah maka sebenarnya dia belum bertobat, karena pertobatan bukanlah suatu event (peristiwa sekali jadi), tetapi pertobatan adalah suatu proses, hari demi hari kita harus mau berubah atau diubahkan.

Jadi pertobatan yang sebenarnya adalah perubahan pola pikir (mind set), bukan hanya meninggalkan perbuatan yang lama tetapi mau berubah. Mengapa mind set sangat penting? sebab mind set akan mencetuskan ide pikiran, ide pikiran akan mencetuskan emosi dan action serta behavior, behavior akan mencetuskan habits (kebiasaan), habits akan mencetuskan karakter dan karakter akan menentukan masa depan kita (masa depan yang baik atau buruk).


Bagimana­_merubah_Pola_Pikir_(mindset)?

1).Perluas pandanganmu_(enlarge_your_vision)
Seringkali Tuhan mengizinkan apa yang kita anggap terbaik diambil orang lain. Sebenarnya, apa yang kita anggap terbaik belum tentu hal yang baik bagi kita, sebab Tuhan telah menyediakan yang lebih baik bagi kita, contoh: pengalaman Abram yang dapat kita baca dalam Kitab Kejadian 13: 1-18. Apa yang Abram sangka yang terbaik telah diambil oleh Lot, tetapi Tuhan berkata kepada Abram supaya Abram memperluas pandangannya (Kejadian 13: 14-17) karena ternyata Tuhan telah menyediakan yang lebih baik bagi Abram.
2). Perbesar kapasitasmu. Yakinkan pada dirimu bahwa masalahmu kecil, bahwa Imanmu lebih besar daripada masalahmu.

Perubahan Pola Pikir Basis Wirausaha
| BUKAN perkara mudah melakukan transformasi dari industri kerakyatan yang selama ini berkembang di tanah air menjadi industri berbasis kreatif. Dibutuhkan perubahan pola pikir dan peningkatan kemampuan kewirausahawan (entrepreneurship).

Menurut instruktur pelatihan UKM Indigopreneur Marissa Haque, untuk menjadi wirausahawan dibutuhkan proses pembinaan industri kreatif yang terintegrasi dari tahap pembinaan di level produksi dan modal sampai pemasaran dan teknologi.

”Tak kalah penting, perlu diadopsi strategi pemasaran yang baik dipadu sumberdaya manusia yang terdidik. Ini bisa mendukung posisi kompetitif untuk berwirausaha,” kata Marissa saat menyampaikan materi di Balai Pertemuan dan Restoran Rindu Alam 3 Jalan Raya Ciherang Km. 77 Cipanas-Cianjur, sore ini.

Pembicara lain, Yus Ruslan Achmad menyatakan, mengembangkan jiwa wirausahawan dibutuhkan perubahan dari diri individu itu sendiri. Individu yang berniat menjadi wirausahawan sukses harus mengubah pola pikir (mindset) untuk lebih maju dimulai dari perubahan kebiasaan.

Inilah yang diistilahkannya sebagai imagineering mindset. “Imagineering mindset membutuhkan kesadaran tinggi, harapan, tantangan, ikrar, superteam, visi dan waktu untuk dapat berubah,” katanya dalam pelatihan yang digagas HU Jurnal Nasional dengan Telkom Indonesia dan Kadin Cianjur ini.

Selain itu, motivator dari Bandung ini juga, menekankan pentingnya aspek perencanaan. “Perencanaan bukan untuk memprediksi masa depan, tapi untuk memperluas ruang kemungkinan untuk melakukan berbagai tindakan atisipatif,” katanya. Laporan Ratu Selvi Agnesia
Tips bagaimana mengubah pola pikir
Pertanyaan bagi kita adalah bagaimana agar pola pikir konsisten? Antara prinsip yang satu dengan prinsip yang lain tidak saling bertentangan. Misalnya, ketika kita dihadapkan pada isu pernikahan, kita menggunakan prinsip dari sistem pemikiran A. Ketika kita dihadapkan dengan isu ekonomi, kita tetap menggunakan prinsip yang berasal sistem pemikiran A. Dengan kata lain, prinsip-prinsip yang kita pakai berasal dari sistem pemikiran yang sama. Pertanyaan lain- bagaimana agar ada konsistensi antara pengetahuan dan tindakan? Ini tentu bukan perkara mudah.
Oleh karena masih mungkin berubah, berikut adalah beberapa tips untuk merubah pola pikir.
a)      Tidak perlu takut bila Anda bersentuhan dengan arus pikiran lain. Apakah itu arus pikiran berbahaya- Anda tidak perlu takut. Singkirkankalah sikap demikian. Bila perlu, bacalah buku yang Anda anggap berbahaya. Bahkan Anda tidak perlu takut membaca buku tentang Setan. Mengenal musuh lebih baik dari pada tidak mengenalnya sama sekali.

b)      Usahakanlah untuk tidak menolak informasi yang bertentangan dengan keyakinan Anda. Bila selama ini Anda hanya menerima informasi sesuai dengan keyakinan Anda, terimalah informasi baru sekalipun itu bertentangan dengan keyakinan Anda. Pelajarilah informasi itu baik-baik sebelum Anda menerima atau menolaknya. Bila jutaan bahkan miliran manusia menerima informasi tertentu dan itu telah merubah pola pikir mereka, informasi tersebut pantas dipelajari.

c)      Bacalah buku-buku terpenting yang telah ditulis di sepanjang http://www.putra-putri-indonesia.com/images/readingnew.jpgsejarah. Begitu banyak buku penting yang ditulis oleh penulis-penulis hebat. Banyak buku yang telah merubah umat manusia termasuk Kitab Suci. Belilah buku-buku itu sesuai dengan kemampuan keuangan Anda. Tidak usah Anda takut membaca Kitab Suci apapun sekalipun isi Kitab itu berbeda dengan keyakinan Anda. Tuhan Yang Maha Esa akan menuntun Anda ke jalan yang benar dan mengingatkan Anda akan jalan yang salah melalui kebenaran yang pernah Anda baca.

d)     Bergaullah dengan orang-orang yang arus pemikirannya berseberangan dengan Anda. Kita cenderung bergaul dengan orang-orang yang sepaham, sealiran, atau yang status sosialnya atau hobbinya sama dengan kita. Bergaullah dengan orang-orang yang berbeda dengan Anda dan dengan orang yang berbeda keyakinan dengan Anda. Perhatikanlah bagaimana mereka hidup; apa yang mereka yakini dan bagaimana mereka bertindak. Umumnya, pikiran dan tindakan mereka muncul dari keyakinan mereka juga.

e)      Peganglah prinsip bahwa pola pikir tidak mudah berubah. Anda bisa membaca buku apa saja, mendapatkan inspirasi atau menerima informasi terbaik sekalipun atau bergaul dengan orang yang saleh dengan keyakinan yang berbeda dengan Anda, tetapi belum tentu itu akan merubah pola pikir Anda. Perubahan pola pikir ke pola yang lebih baik merupakan karya dari Tuhan Yang Maha Esa. Sekalipun Anda dikelilingi begitu banyak informasi yang telah merubah hidup orang lain atau bersahabat dengan orang-orang yang bijak sekalipun- pola pikir Anda belum tentu berubah. Perubahan pola pikir tidak selalu terjadi seketika.


f)       Siap-siaplah bila pola pikir Anda berubah. Bila Anda menerima infomasi yang telah merubah pola pikir orang lain, pola pikir Anda juga mungkin berubah. Bila pola pikir Anda berubah, Anda mungkin dibenci orang lain. Orang-orang yang paling dekat dengan Anda bisa menjadi orang pertama yang membenci Anda. Teman-teman dekat Anda mungkin akan menjauhi bahkan mengucilkan Anda, tetapi Anda tidak perlu takut sebab hal ini merupakan resiko-resiko yang mungkin diterima oleh seorang yang hidupnya berubah.

g)      http://www.putra-putri-indonesia.com/images/successful-businessman.jpgBila Anda sudah memegang teguh pola pikir yang kuat, ujilah pola pikir itu. Penting menguji pola pikir yang kita rasa sudah cukup tangguh, yang membuat hati Anda damai, sejahtera dan semangat untuk menjalani hidup dengan segala kesulitannya dan membuat Anda memiliki pengharapan yang teguh kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pola pikir bisa merupakan turunan dari sebuah sistem pemikiran yang lebih besar. Pelajarilah apakah ada konsitensi antara prinsip yang satu dan yang lain dalam sistem itu. Perhatikan juga apakah itu juga terjadi pada hidup Anda dan apakah tindakan Anda sinkron dengan pola pikir Anda.


h)      Teruslah mendalami pola pikir yang sudah Anda temukan. Teruslah belajar bila Anda sudah menemukan pola pikir yang kuat. Pola pikir yang tangguh tidak memberi ruang untuk berhenti bereksplorasi menemukan prinsip-prinsip hidup yang paling dalam. Begitu banyak rahasia-rahasia hidup yang mungkin belum ditemukan. Usahakanlah untuk tidak merasa puas dengan apa yang telah Anda capai. Hati-hati jugalah agar Anda tidak sombong sekalipun Anda sudah memiliki pola pikir yang kokoh. Bila Anda sombong, Anda sudah pasti belum menemukan pola pikir yang tangguh.

i)        Bagi-bagikanlah pola pikir yang telah Anda terima bila Anda telah mengalami ketangguhannya. Pola pikir yang hebat tidak layak disembunyikan dari publik. Setiap orang berhak mendengarkannya. Anda perlu bahkan harus membagi-bagikannya kepada orang lain. Tunjukkanlah itu dengan berbagai cara terutama dengan saling menolong dalam keadaan bagaimanapun. Teruslah membagi-bagikannya kepada orang lain sekalipun Anda tidak selalu bisa sempurna bertindak sesuai dengan pola pikir yang tangguh itu. Siapa tahu orang lain juga menemukan apa yang telah Anda temukan.



Daftar Pustaka





0 comments:

Post a Comment